Selasa, 28 Maret 2017

Jalan-jalan ke Dieng


Hallo,


4 bulan yang lalu tepatnya bulan November 2016 aku bersama 7 orang teman lainya melakukan trip ke Dieng. Trip ini disponsori oleh salah satu teman sebagai perayaan ulang tahunnya ke-20. Menurut rencana awal sih seharusnya berangkat dari Jogja jam 10.00 pagi ya, tapi berhubung kami adalah manusia banyak alasan akhirnya perjalanan diundur jadi jam 4.00 sore. Ngaret ? bentar doang ah (wkwkwk)


 Setelah 4 jam mendaki gunung lewati lembah susuri hutan jelajahi kebon kami pun sampai di lembah Dieng yang cantik nan eksotik ini dengan selamat. Sesampainya disana sejenak kami berhenti disebuah warung pinggir jalan untuk membeli minuman hangat dan meluruskan pinggang yang cukup pegal karena terlalu lama duduk di dalam mobil. Udara dingin Dieng yang saat itu mencapai 13 derajat celcius membawa imajinasiku melayang membayangkan keindahannya saat matahari terbit nanti (berasa di LN).

Setelah badan hangat dan pinggang mulai lurus merapatkan barisannya perjalanan pun di lanjutkan menuju Sikunir, destinasi utama untuk menikmati sunrise di keesokan harinya. Perjalanan menuju sikunir ternyata cukup menyebalkan karena mobil yang kami tumpangi terjebak di jalan berlumpur. Ini karena ulah salah satu teman yang menobatkan dirinya sebagai "Driver handal" ngide buat lewat jalan pintas. Berjam-jam kami berada dijalanan berlumpur diantara kebun carica dan kawah belerang. Untungnya saat itu ada satu lampu penerangan yang cukup membantu dan membuat malam kami gak gelap-gelap amat.


Pria-pria paling berjasa 😚😁

-1 😐

  

Berbagai macam cara dilakukan untuk mengeluarkan mobil itu dari lumpur yang cukup dalam. Naik ke atas mobil (gatau biar apa), cari kayu bual pengganjal, berhenti sejenak untuk menghela napas, dorong-dorong sekuat tenaga, sampai akhirnya menyerah (hahaha). Bertujuh kami pun lanjut terdiam memandangi mobil butut itu dalam keadaan kumuh jelek dan seperti tak berguna. Setelah 2 jam perjuangan sia-sia itu, entah sebuah kebetulan atau mukjizat dari Tuhan tiba-tiba sebuah mobil hutan datang menghampiri. Tanpa pikir panjang sepertinya mereka tahu apa yang kami butuhkan dan langsung sigap mengeluarkan belt robe untuk dihubungkan. Dengan satu tarikan gas Hilux akhirnya mobil pun keluar dalam waktu 5 detik. Cling kayak sulapan (Thank you buanget buat pak polhut atas bantuannya kalo enggak gagal liburan kita pak,,pak,,)


Akhirnya kami tiba di lokasi Sikunir larut malam dan memutuskan untuk bermalam di mobil. Pukul 4 pagi perjalanan dilanjutkan menuju puncak yang ternyata lumayan bikin engap kurang lebih 30 menit. Hmmm sesampainya diatas imajinasiku yang melayang layang itu ternyata hanyalah sebuah ilusi. Sunrise gagal karena mendung & lokasi terlalu ramai untuk aku yang tiba2 sering sesak napas kalo ketemu banyak orang (wkwk)




 

Selpi bareng matahari ceritanya 😂



 masih diarea bukit Sikunir


 Turun dari bukit kami disambut deretan para pedagang yang menjajakan gorengan dan semur kentang. Rasanya enak manis dan gurih, lumayan lah buat amunisi dipagi hari hehehe. 5 ribu per porsi ku pikir ini adalah harga yang murah untuk satu porsi makanan yang dijual di tempat wisata. Cocok juga sih untuk kantong pelajar seperti kami. Murceee


 

Termantapss


Termantaps kedua 😆


Dari bukit Sikunir, sebelum akhirnya pulang ke Jogja kami mampir ke Bukit Pandang Ratapan Angin (hmm ratapan gak tuh) perjalanan menuju lokasi juga cukup menarik, kami berjalan kaki menyusuri kebun kentang dan kebun kacang dan aksesnya juga udah bagus. Ternyata pemandangan disini malah lebih bagus dari sebelumnya. Dari atas bukit itu dapat terlihat dengan jelas Kawah Sikidang, Telaga Warna, serta Telaga Pengilon. 


 

 ini pemandangan yang kami lihat dari Bukit Pandang


 i have no caption 😚 💘


Cukup banyak obyek foto yang bisa dimanfaatkan. Tidak lupa kami juga berfoto di kerangka cinta sejuta wisata yang sulit untuk dilewatkan hahaha.


 ini nih yang tempatnya instagramable banget hehe

namanya Jembatan Merah Putih


 Dengan keterbatasan waktu yang mengharuskan jam 12.00 harus sampai di Jogja karena satu dan lain hal akhirnya jalan-jalan ke Dieng berhenti sampai disini. Itulah sekilas cerita perjalananku ke Dieng dengan segala suka dan duka (agak banyak dukanya). Semoga bisa cerita lagi dalam jalan-jalan lainnya.



bonus pict, lalat-lalat Dieng yang imoet nan gendoet  :D


Sekian.





1 komentar: